PM Bangladesh: Trump tak beri bantuan sebab tak punya empati pada pengungsi Rohingya
Table of Contents
Pada kesempatan tersebut, Trump sempat bertanya pada waktu di Bangladesh ketika ini. Hasina pun menjawab dengan sedikit menggambarkan kondisi di Bangladesh teruntukkan mengenai pengungsi Rohingya. Namun rupanya Trump tampak tak begitu tertarik dengan kondisi tersebut.
"Dia bertanya, 'bagaimana dengan Bangladesh?' Saya menjawab, 'Baik, hanya saja satu-satunya masalah yang kami hadapi adalah pengungsi dari Myanmar'. Namun dia tidak berkomentar apapun tentang pengungsi," kata Hasina dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari laman Reuters, Rabu (20/9).
Mendapati respon tersebut, Hasina pun memutuskan untuk tidak meminta bantuan dari Trump. Sebab, dengan tidak berkomentar mengenai pengungsi, Hasina sudah tahu bagaimana perasaan Trump tentang para pengungsi tersebut.
"Dia telah menyatakan apa yang ada dalam pikirannya. Kita tahu bagaimana pendapatnya (tentang pengungsi). Jadi mengapa saya harus meminta? Jika dia tidak merasa bahwa para pengungsi adalah orang-orang yang sedang menderita dan butuh bantuan, bagaimana saya bisa meminta bantuannya?" paparnya.
Hasina pun menutup wawancaranya dengan mengatakan bahwa rakyat Bangladesh akan berusaha membantu para pengungsi tersebut semampu mereka.
"Bangladesh bukan negara kaya. Kita punya 160 juta penduduk di negara kecil ini. Tetapi jika kita bisa memberi makan 160 juta penduduk, maka kita juga bisa memberikannya kepada 500.000 atau 700.000 orang lainnya. Kita bisa berbagi makanan, kita bisa melakukannya," tutupnya.
Seperti diketahui, saat ini sudah ada sekitar 400.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari kekerasan terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dilakukan oleh pasukan militer.
Para pengungsi itu menyeberangi lautan untuk bisa sampai ke Bangladesh menggunakan perahu seadanya. Terkadang mereka sampai harus menghadapi maut agar bisa mendapat kehidupan lebih baik di negara tetangga.
Post a Comment